Monday, July 22, 2013

Monumen Mayangkara Surabaya | Sejarah dan Asal-usul

Monumen Mayangkara Surabaya | Info Surabaya ~ sebelumnya : Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) Surabaya.

Sejarah Singkat Monumen Mayangkara

Monumen Mayangkara, berbentuk patung Kuda Mayangkara dengan penunggangnya yaitu Letkol. R. Djarot Soebijantoro mantan Komandan Kompi Djarot Batalyon 503 Mayangkara. Monumen Mayangkara terletak di wilayah Surabaya Selatan sekitaran Jl. A. Yani dekat dengan Jembatan Wonokromo dan RSAL Surabaya.

Batalyon ini berhasil menerobos pertahanan Belanda pada tanggal 12 Juli 1949 dan masuk Surabaya. Mayangkara sendiri merupakan nama dari kuda putih yang dinaiki Let. Kol. R. Djarot Soebijantoro.

Monumen Mayangkara Surabaya, Sejarah Monumen Mayangkara Surabaya
Monumen Mayangkara Surabaya dibangun oleh keluarga besar Batalyon Infanteri 503/Mayangkara Kodam VIII Brawijaya, diresmikan oleh Mayjend TNI Soelarso Pangdam V Brawijaya pada 4 April 1985.

Tujuan dibangunnya Monumen Mayangkara ini adalah selain untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa juga untuk melestarikan jiwa semangat dan nilai-nilai 45 bagi generasi penerus bangsa Indonesia.

Pada sisi kanan kiri dinding monumen pengunjung bisa melihat relief yang menceritakan sejarah singkat batalyon Djarot 503 Mayangkara mulai awal pembentukannya di Kota Surabaya hingga kembali menerobos pertahanan belanda untuk masuk Kota Surabaya.

Seperti disebutkan di Roodebrugsoerabaia.com, nama Mayangkara (Kuda putih pada monumen) berasal dari cerita pewayangan sebagai seorang resi mayangkara, penjelmaan dari hanoman sebagai senopati sakti Panglima perang.

Asal-usul Kuda Mayangkara

Masih bersumber dari Roodebrugsoerabaia.com. Dua bulan setelah berada di daerah Mantup, pada bulan Juli 1946, Mayor Djarot mendapat hadiah dari Kepala Daerah Mantup seekor kuda berwarna putih bernama  Mayangkara. Mengapa kuda yang bagus itu dihadiahkan kepada Komandan Batalyon Djarot? Konon Kepala Daerah Mantup sebelumnya bermimpi kedatangan seorang pendeta yang mengatakan bahwa kuda peliharaannya itu harus diberikan kepada seorang pemimpin pertempuran yang ada di daerah itu. Agaknya terjadi sambung rasa antara yang memberi dan yang diberi. Sebab, menurut pengakuannya, Mayor Djarot pada waktu itu juga bermimpi kedatangan seorang raja mengendarai kuda berwarna putih, sang Raja kemudian memberikan kuda tunggangannya, dengan pesan agar kuda tadi dipergunakan untuk memimpin barisan.

Sejarah Monumen Mayangkara dan Sejarah Batalion Djarot Subijantoro secara lengkap dan detail bisa sobat lihat di Roodebrugsoerabaia

Itulah tadi posting singkat tentang Monumen Mayangkara Surabaya. Semoga ada guna yang bisa diambil dan menjadi informasi yang bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya dan membaca posting di Blog Info Surabaya. Wassalam.